04/10/09

Gejala Penyakit Jantung Koroner Dan Serangan Jantung

Gejala Penyakit Jantung Koroner Dan Serangan Jantung
Gejala penyakit jantung koroner yang sering dirasakan antara lain rasa sakit atau nyeri dada. Kebanyakan orang mengira nyeri tersebut hanya penyakit biasa dan tidak berbahaya. Gejala lain yang mungkin terjadi yaitu merasa dada tertekan selama 30 detik sampai 5 menit. Hal lainnya adalah keluar keringat dingin, berdebar-debar, pusing, dan merasa mau pingsan. Gejala-gejala tersebut tidak selalu bisa dirasakan penderita. Tanda peringatan lain adalah napas tersengal-sengal pada saat berolahraga.

Selama beberapa bulan sebelum serangan jantung biasanya penderita penyakit jantung sering merasa sangat lelah. Jangan menganggap gejala tersebut disebabkan oleh kurang tidur atau stress akibat pekerjaan. Rasa nyeri atau rasa ditekan di dada, yang disebut angina, memberikan peringatan kepada penderita penyakit jantung. Beberapa orang mengalami napas tersengal-sengal atau kelelahan dan perasaan lunglai sebagai gejalanya, mengindikasikan bahwa jantung tidak mendapatkan cukup oksigen karena penyumbatan arteri koroner.

Biasanya beberapa hari menjelang mengalami serangan jantung, penderita akan mengalami kontraksi otot secara tiba-tiba di dada yang merupakan serangan kecil atau serangan jantung ringan. Serangan jantung ringan umum terjadi sebelum serangan jantung yang besar beberapa hari kemudian.

Apa yang harus dilakukan jika terjadi gejala serangan jantung?

Kenalilah gejala-gejala tersebut apakah terjadi nyeri dada, sesak napas, ataupun jantung berdebar. Hentikan segera semua pekerjaan apa pun yang sedang dilakukan lalu duduk atau berbaringlah sembari menarik napas dalam-dalam.

Jika Anda sendirian sementara gejala tersebut berlangsung lebih dari beberapa menit segera hubungi ambulance dan katakan anda terkena serangan jantung. Atau hubungi orang di sekitar anda dengan memberikan informasi yang sama.

Jika ada yang bisa mengantar anda ke rumah sakit lebih cepat daripada kedatangan paramedis, segeralah minta bantuan untuk mengantar anda ke ruang gawat darurat di rumah sakit. Lebih cepat ditangani akan lebih baik.

Namun jika anda menunggu tim paramedis datang, anda dapat melonggarkan pakaian yang ketat, termasuk ikat pinggang atau dasi. Buat diri anda dalam posisi yang terasa sangat nyaman.

Tetaplah tenang, baik anda sebagai korban ataupun penolong. Kepanikan dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya aritmia atau penyimpangan irama jantung yang mengancam kehidupan.

03/10/09

Pengobatan Dan Pencegahan Tekanan Darah Tinggi (Hipertensi)

Pengobatan Hipertensi
Bila seseorang mengalami tekanan darah tinggi (hipertensi) dan tidak mendapatkan pengobatan dan pengontrolan secara teratur, maka hal ini dapat membawa penderita kedalam kasus-kasus serius bahkan bisa menyebabkan kematian. Tekanan darah tinggi (hipertensi) yang terus menerus menyebabkan jantung bekerja extra keras, akhirnya terjadi kerusakan pada jaringan dan organ-organ tubuh.

Pengobatan tekanan darah tinggi (hipertensi) yang utama adalah kontrol terhadap diet tekanan darah tinggi (hipertensi) :

1. Kandungan garam (Sodium/Natrium)

Seseorang yang mengidap penyakit darah tinggi sebaiknya mengontrol diri dalam mengkonsumsi makanan yang mengandung banyak garam (sodium/natrium), ada beberapa tips yang bisa dilakukan untuk pengontrolan diet sodium/natrium ini :
  • Pilih jumlah kandungan sodium rendah saat membeli makan
  • Batasi konsumsi daging dan keju
  • Hindari cemilan yang memiliki rasa asin
  • Kurangi pemakaian saos yang umumnya memiliki kandungan sodium
2. Kandungan Potasium/Kalium

Suplements potasium 2-4 gram perhari dapat membantu menurunkan tekanan darah. Potasium umumnya bayak terdapat pada beberapa buah-buahan dan sayuran. Buah dan sayuran yang mengandung potasium, baik untuk dikonsumsi penderita tekanan darah tinggi, antara lain semangka, alpukat, melon, buah pare, labu siam, bligo, labu parang, mentimun, lidah buaya, seledri, bawang merah, dan bawang putih. Selain itu, makanan yang mengandung unsur omega-3 dikenal efektif dalam membantu penurunan tekanan darah tinggi (hipertensi).

Diet untuk pengobatan hipertensi biasanya dikombinasikan dengan beberapa obat :
  • Diuretic (Hydrochlorothiazide/HCT, Lasix/Furosemide). Merupakan golongan obat hipertensi dengan proses mengeluarkan cairan tubuh melalui urine. Tetapi karena potasium kemungkinan terbuang dalam cairan urine, maka pengontrolan konsumsi potasium harus dilakukan.
  • Beta-blockers (Atenolol/Tenorim, Capoten/Captopril). Merupakan obat yang dipakai dalam upaya pengontrolan tekanan darah melalui proses memperlambat kerja jantung dan memperlebar (vasodilatasi) pembuluh darah.
  • Calcium channel blockers (Norvasc/amlopidine, Angiotensinconverting enzyme/ACE). Merupakan salah satu obat yang biasa dipakai dalam pengontrolan tekanan darah tinggi atau hipertensi melalui proses relaksasi pembuluh darah yang juga memperlebar pembuluh darah.
Untuk mencegah tekanan darah tinggi (hipertensi), ada beberapa tips yang dapat dilakukan :
  • Kurangi konsumsi garam dalam makanan. Jika anda sudah menderita tekanan darah tinggi sebaiknya hindari makanan yang mengandung garam.
  • Konsumsi makanan yang mengandung kalium, magnesium dan kalsium, karena mampu mengurangi tekanan darah tinggi.
  • Hindari konsumsi alkohol.
  • Olahraga secara teratur. Jika anda telah menderita tekanan darah tinggi, pilih olahraga yang ringan seperti berjalan kaki, bersepeda, lari santai, dan berenang. Lakukan selama 30 hingga 45 menit sehari sebanyak 3 kali seminggu.
  • Makan sayur dan buah yang berserat tinggi seperti sayuran hijau, pisang, tomat, wortel, melon, dan jeruk.
  • Jalankan terapi anti stress agar mengurangi stress dan mampu mengendalikan emosi.
  • Berhenti merokok juga berperan besar untuk mengurangi tekanan darah tinggi (hipertensi).
  • Kendalikan kadar kolesterol.
  • Kendalikan diabetes.
  • Hindari obat yang bisa meningkatkan tekanan darah, dan selalu konsultasikan ke dokter.

02/10/09

Penyebab dan Gejala Tekanan Darah Tinggi (Hipertensi)

Hipertensi
Sekitar 90% penderita hipertensi, tidak diketahui penyebabnya dan keadaan ini disebut sebagai hipertensi esensial atau hipertensi primer. Hipertensi esensial kemungkinan memiliki banyak penyebab, beberapa perubahan pada jantung dan pembuluh darah kemungkinan menyebabkan meningkatnya tekanan darah.

Jika penyebabnya diketahui, maka disebut hipertensi sekunder. Pada sekitar 5-10% penderita hipertensi, penyebabnya adalah penyakit ginjal. Dan sekitar 1-2%, penyebabnya adalah kelainan hormonal atau pemakaian obat tertentu (seperti pil KB). Penyebab hipertensi lainnya yang jarang adalah feokromositoma, yaitu tumor pada kelenjar adrenal yang menghasilkan hormon epinefrin (adrenalin) atau norepinefrin (noradrenalin).

Kegemukan (obesitas), gaya hidup yang tidak aktif (malas berolah raga), stress, alkohol atau garam dalam makanan, bisa memicu terjadinya hipertensi pada orang yang memiliki kepekaan turunan. Stress cenderung menyebabkan kenaikan tekanan darah untuk sementara waktu, jika stress telah berlalu, maka tekanan darah biasanya kembali normal.

Beberapa penyebab terjadinya hipertensi sekunder :

1. Penyakit Ginjal
  • Stenosis arteri renalis
  • Pielonefritis
  • Glomerulonefritis
  • Tumor
  • Polikista
  • Trauma
  • Terapi penyinaran
2. Kelainan Hormonal
  • Hiperaldosteronisme
  • Sindroma Cushing
  • Feokromositoma
3. Obat-obatan
  • Pil KB
  • Kortikosteroid
  • Siklosporin
  • Eritropoietin
  • Kokain
  • Alkohol
  • Kayu manis (dalam jumlah sangat besar)
4. Penyebab Lainnya
  • Koartasio aorta
  • Preeklamsia pada kehamilan
  • Porfiria intermiten akut
  • Keracunan timbal akut
Mayoritas orang dengan tekanan darah sedang sampai berat tidak bisa menyebutkan kapan tekanan darah mereka menjadi tinggi. Pada kenyataannya , sekitar sepertiga dari penderita hipertensi tidak menyadari keadaan mereka. Jika gejala mulai muncul, pasien dapat mengalami nyeri dada (angina), napas pendek atau gejala lainnya yang berhubungan dengan penyakit jantung atau kerusakan yang mendasarinya.

Pada sebagian besar penderita hipertensi tidak menimbulkan gejala, meskipun secara tidak sengaja beberapa gejala bisa muncul bersamaan dan dipercaya berhubungan dengan tekanan darah tinggi (hipertensi).

Gejala yang dimaksud adalah :
  • Sakit kepala
  • Perdarahan dari hidung
  • Pusing
  • Wajah kemerahan dan kelelahan
Namun bukan berarti seseorang dengan gejala-gejala di atas dipastikan menderita tekanan darah tinggi (hipertensi), karena gejala-gejala di atas tidak hanya bisa terjadi pada penderita hipertensi, namun juga bisa terjadi pada seseorang dengan tekanan darah yang normal.

Jika hipertensi berat atau menahun dan tidak diobati, bisa timbul gejala berikut :
  • Sakit kepala
  • Kelelahan
  • Mual
  • Muntah
  • Sesak nafas
  • Gelisah
  • Pandangan menjadi kabur yang terjadi karena adanya kerusakan pada otak, mata, jantung dan ginjal
Kadang penderita hipertensi berat mengalami penurunan kesadaran dan bahkan koma karena terjadi pembengkakan otak. Keadaan ini disebut hipertensi ensefalopati, yang memerlukan penanganan segera.

01/10/09

Definisi Tekanan Darah Tinggi (Hipertensi)

Tekanan Darah
Tekanan darah tinggi (hipertensi) adalah peningkatan tekanan darah didalam arteri. Arteri adalah pembuluh darah yang mengangkut darah dari jantung dan dialirkan ke seluruh jaringan dan organ tubuh. Tekanan darah tinggi (hipertensi) bukan berarti emosi yang berlebihan, walaupun emosi dan stres dapat meningkatkan tekanan darah untuk sementara waktu.

Secara umum, tekanan darah tinggi (hipertensi) merupakan suatu keadaan tanpa gejala, dimana tekanan darah yang tinggi di dalam arteri menyebabkan peningkatan resiko penyakit jantung (cardiac), penyakit ginjal (renal), pengerasan dari arteri-arteri (atherosclerosis atau arteriosclerosis), kerusakan mata, aneurisma, dan stroke (kerusakan otak). Dikatakan tekanan darah tinggi (hipertensi) jika pada saat duduk tekanan sistolik mencapai 140 mmHg atau lebih, atau tekanan diastolik mencapai 90 mmHg atau lebih, atau kedua-duanya. Pada tekanan darah tinggi (hipertensi), biasanya terjadi kenaikan tekanan sistolik dan diastolik.

Pada pemeriksaan tekanan darah akan didapat dua angka. Angka pertama diperoleh pada saat jantung berkontraksi (sistolik), dan angka kedua diperoleh pada saat jantung berelaksasi (diastolik). Tekanan darah ditulis sebagai tekanan sistolik garis miring tekanan diastolik, misalnya 120/80 mmHg, dibaca seratus dua puluh per delapan puluh. Tekanan darah dikatakan normal jika berada diantara 100/60 dan 120/80. Tekanan darah antara 120/80 dan 140/90 disebut pra-hipertensi, dan tekanan darah diatas 140/90 dianggap hipertensi.

Tekanan darah sistolik, berhubungan dengan tekanan didalam arteri ketika jantung berkontraksi dan memompa darah kedalam arteri. Tekanan diastolik, mewakili tekanan di dalam arteri ketika jantung istirahat (relax) setelah kontraksi. Tekanan diastolik mencerminkan tekanan paling rendah pada arteri.

Tekanan darah dalam kehidupan seseorang bervariasi secara alami. Bayi dan anak-anak secara normal memiliki tekanan darah yang jauh lebih rendah daripada dewasa. Tekanan darah juga dipengaruhi oleh aktivitas fisik, dimana akan lebih tinggi pada saat melakukan aktivitas dan lebih rendah ketika beristirahat. Tekanan darah dalam satu hari juga berbeda, paling tinggi di waktu pagi hari dan paling rendah pada saat tidur malam hari.

Tekanan darah tinggi (hipertensi) sering ditemukan pada usia lanjut. Sejalan dengan bertambahnya usia, hampir setiap orang mengalami kenaikan tekanan darah. Tekanan sistolik terus meningkat sampai usia 80 tahun dan tekanan diastolik terus meningkat sampai usia 55-60 tahun, kemudian berkurang secara perlahan atau bahkan menurun drastis.

Komplikasi dari tekanan darah tinggi (hipertensi) ini sering dirujuk sebagai kerusakan akhir organ karena kerusakan pada organ-organ ini adalah hasil akhir dari tekanan darah tinggi (hipertensi) kronis. Untuk sebab itu, diagnosa tekanan darah tinggi (hipertensi) sangat penting sehingga usaha-usaha dapat dibuat untuk membuat tekanan darah menjadi normal dan mencegah komplikasi-komplikasi.

Pada awalnya diperkirakan bahwa kenaikan-kenaikan pada tekanan darah diastolik adalah suatu faktor risiko yang lebih penting daripada peningkatan tekanan darah sistolik, namun sekarang diketahui bahwa pada orang-orang yang berumur 50 tahun atau lebih, tekanan darah sistolik mewakili suatu risiko yang lebih besar.

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best Buy Printable Coupons