Para peneliti mengatakan bahwa rasa sakit, gelisah dan ketidak-mampuan berkurang cukup signifikan dengan meminum
nabilone, obat derivative marijuana (
Cesamet) bagi penderita
fibromyalgia.
Seperti yang dilaporkan oleh
Ryan Q.Skrabek dari
University of Manitoba dalam
Journal of Pain, dalam sebuah percobaan kecil, penggunaan
nabilone tanpa label selama empat minggu, skor rata-rata
Visual Analogue Scale berkurang 10 point, dan rasa sakitnya 2 point dari kondisi awalnya (P=0.02). Obat
nabilone merupakan analog sintetik
tetrahydrocannabinol, komponen utama marijuana. Kemoterapi dengan obat ini yang disetujui
FDA untuk pengobatan rasa mual dan muntah.
Empat puluh pasien diikutsertakan dalam percobaan yang dilakukan secara acak, tertutup, yang menggunakan placebo, percobaan pertama menggunakan
nabilone pada penderita
fibromyalgia. 20 pasien yang diberikan
nabilone menunjukkan adanya perbaikan 12.0 point dibandingkan dengan keadaan semula (P=0.02) pada 100-point
Fibromyalgia Impact Questionnaire. Instrumen itu mengevaluasi fungsi fisik, status kerja, depresi, kegelisahan, rasa kantuk, rasa sakit, kekakuan otot, capek dan kesehatan pada pasien yang menderita
fibromyalgia.
Tidak terdapat perbaikan yang mencolok dibandingkan dengan kondisi awalnya yang terlihat pada 20 kontrol yang menggunakan placebo menurut hasil yang diukur pada saat studi dilakukan. Pengobatan dengan menggunakan
nabilone dimulai dengan meminum 0.5 mg selama minggu pertama pengobatan dan meningkat menjadi 0.5 mg/hari dalam setiap minggunya sampai pasien diberikan 1 mg dua kali sehari selama empat minggu pengobatan.
Pasien diikutsertakan dalam percobaan apabila mereka memenuhi criteria
American College of Rheumatology untuk
fibromyalgia dan mereka yang masih merasakan sakit meskipun telah diobati dengan meminum obat lainnya. Mereka dapat melanjutkan pengobatan lain selama studi itu.
Rata-rata skor awal menurut
Fibromyalgia Impact Questionnaire adalah 66.5 untuk kedua agen pengobatan itu. Pada skala rasa sakit, skor rata-rata adalah 6.9 dalam kelompok yang menggunakan
nabilone dan 6.2 dalam kelompok yang menggunakan placebo.
Pasien dievaluasi pada minggu ke dua dan empat, dan sekali lagi pada minggu kedelapan setelah pasien tidak diobati selama empat minggu. Setelah masa penghanyutan, skor dampak pada rasa sakit dan
fibromyalgia kembali mendekati nilai awalnya dalam kelompok yang menggunakan
nabilone.
Dalam kelompok yang menggunakan
nabilone biasanya timbul efek samping. Sebagian besar efek samping ini sesuai dengan apa yang dilaporkan pada mereka yang merokok dengan marijuana. Efek samping itu termasuk rasa kantuk, mulut kering,
vertigo, bingung dan
disasosiasi.
Lima pasien diberikan
nabilone tetes dalam studi dua minggu pertama, yang dibandingkan dengan dua pemberian yang tidak dilanjutkan dalam kelompok placebo. Pasien yang menderita
fibromyalgia memiliki sensitifitas terhadap efek samping pengobatan dan para peneliti menyinggung bahwa tingkat pengurangannya kemungkinan lebih tinggi.
Para peneliti menunjukkan bahwa subjek hanya dicoba berdasarkan penggunaan
nabilone selama empat minggu, dimana hanya minggu terakhir pengobatan diberikan dosis sebanyak 1 mg dua kali sehari. Efek samping jangka panjang
nabilone dalam mengurangi rasa sakit dan memperbaiki kualitas hidup pasien yang menderita
fibromyalgia tidak dapat ditentukan berdasarkan lamanya studi.
Studi selanjutnya masih diperlukan untuk menilai dan mengetahui manfaat jangka panjang penggunaan
nabilone untuk rasa sakit dan kualitas hidup, dan ukuran hasil sekunder seperti kegelisahan, depresi, dan keletihan yang kemudian seharusnya dicari dengan menggunakan alat penilaian yang valid.
Nabilone diatur sebagai zat kontrol kelas II, dan labelnya termasuk peringatan mengenai kemungkinan terjadinya efek psikotropis dan tindakan pencegahan harus diperhatikan dengan merujuk kemungkinan terjadinya penyalahgunaan.